Fadil Blog

Mensyukuri Karunia Negeri Bahari
Oleh: Zulfa Rafiq Iskandar

“Dan Dialah yang menundukkan lautan supaya kamu dapat memakan daripadanya daging yang lembut, dan kamu keluarkan daripadanya perhiasan yang dapat kamu pakai, dan engkau lihat bahtera berlayar padanya dan agar kamu mencari karunianya supaya kamu bersyukur”

(An-Nahl, 14).

Nusantara, Negeri Maritim – Negara Kepulauan

Tanah dan air (barri wal bahri) Indonesia merupakan negeri di dunia ini yang diberikan karunia begitu berlimpah dari Tuhan Semesta Alam. Tanah yang begitu subur dan didalamnya belimpah kekayaan alam serta lautan yang di dalamnya juga terdapat juta-an ekosistem yang beranak pinak dan berkembang biak. Keduanya merupakan sumber kehidupan manusia Indonesia. Dalam sebuah konsepsi cara pandang yang integral kita sering menggabungkan keduanya menjadi “tanah air”. Indonesia merupakan satu-satunya negara di dunia yang menyebut negerinya dengan tanah air.

Dalam paper ini penulis, mengajak sahabat-sahabat semua untuk lebih logis dan arif dalam menilik sejarah dan budaya bangsa ini. Pada hakikatnya negara kita secara geografis memang terbentang luas dengan mencapai besaran daratan Eropa. Dua pertiga luas negeri dengan tiga bagian waktu ini adalah lautan, selebihnya adalah bentangan-bentangan daratan yang menyerupai kipas yang maha besar. Namun tidak serta merta negeri ini menjadi negeri maritim hanya  karena secara geografis lautan kita lebih luas dari pada daratannya.

Pada masa kerajaan Nusantara dahulu memang benar bahwa perdagangan laut dan armada laut (admiral) kita sangat menonjol. Ini membuktikan bahwa orientasi pembangunan kemaritiman kita telah maju pada saat itu. Tetapi di sisi lain kita tidak bisa menafikan bahwa pada hakikatnya kultur agraris-lah (baca-budaya daratan) yang lebih dominan dalam nadi budaya bangsa. Jadi disini kita melihat fakta terdahulu bahwa pembangunan lautan dan pembangunan daratan sudah menjadi budaya bangsa.

Secara geografis provinsi berbasis daratan mempunyai ciri luas wilayah daratannya dominan sementara provinsi yang secara geografis berbasis maritim memiliki luas lautan lebih dominan dari pada pulau daratannya. Provinsi Maluku Utara, Maluku, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Kepulauan Riau dan Bangka Belitung merupakan contoh provinsi berbasis maritim (bahari). Sementara provinsi yang daratannya lebih dominan dapat kita lihat  pada provinsi-provinsi di pulau Sumatera, di pulau Jawa, di Kalimantan dan di Papua.

Perlu diterangkan bahwa antara istilah kelautan dan maritim harus dibedakan. Kelautan merujuk kepada laut sebagai wilayah geopolitik maupun wilayah sumber daya alam, sedangkan maritim merujuk pada kegiatan ekonomi yang terkait dengan perkapalan, baik armada niaga maupun militer, serta kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan itu seperti industri maritim dan pelabuhan. Dengan demikian kebijakan kelautan merupakan dasar bagi kebijakan maritim sebagai aspek aplikatifnya.

Secara konseptual ada perbedaan mendasar antara negara maritim dengan negara kepulauan. Doktrin negara kepulauan adalah tata cara pandang bahwa suatu negara terdiri dari rangkaian pulau pulau atau daratan daratan yang terpisah oleh lautan. Sementara doktrin negara maritim adalah tatacara pandang bahwa suatu negara terdiri dari wilayah lautan yang menghubungkan pulau pulau didalamnya. Jika kita melihat fakta yang ada sekarang ini kita lebih melihat dominasi doktrin negara kepulauan di negeri ini. Setidaknya ada beberapa fakta yang dapat kita amati dari dominasi angkatan darat di mulai pada rezim orde baru yang memberikan proporsi power full kepada angkatan darat.

Fakta lain adalah kultur yang ada di Indonesia saat ini masih dominan sebagai masyarakat agraris daripada masyarakat pantai (maritim). Dalam sensus kependudukan saat ini tercatat kuantitas penduduk Indonesia lebih banyak berprofesi sebagai petani (masyarakat daratan) dari pada nelayan (masyarakat laut). Hal ini sering diungkapkan oleh mantan Menteri Ekplorasi Lautan dan Perikanan era Presiden KH. Abdurahman Wahid Sarwono Kusumatmadja yang sekarang menjabat sebagai anggota DPD RI.

Dengan fakta orientasi pembangunan kepulauan (daratan) telah berjalan selama ini pasca kemerdekaan, dan secara geografis negeri ini memiliki potensi maritime yang sangat strategis maka seharusnya perlukan di lakukan revitalisasi pembangunan yang kompromis. Yakni perlu adanya pemberdayaan di bidang Pertanian, Perikanan, serta Kehutanan.

Inilah potensi besar bangsa ini yang harus terus menurus di revitalisasi secara berkelanjutan, berimbang dan berwawasan lingkungan. Tetapi dalam sejarah kehidupan manusia bahwa kekayaan alam (nature resources) bukanlah faktor paling dominan dalam pembangunan suatu bangsa. Tetapi modal utama pembangunan sejatinya adalah pembangunan sumber daya manusia (human resources) itu sendiri.

Saling Silang Sejarah
Sejarah perjalanan bangsa mencatat bahwa ada dua kutub kekuasan kerajaan maritim yang menjadi soko guru negara maritim Nusantara. Keduanya adalah Sriwijaya yang didirikan pada abad ke-7 hingga abad ke-13 Masehi dan Majapahit pada abad ke-13 hingga abad ke-16 Masehi.

Kerajaan Sriwijaya adalah pusat perdagangan Asia Tenggara yang memiliki orientasi pembangunan ekonomi maritim. Kerajaan ini mengalami masa kejayaannya pada tahun 833-836 M pada masa pemerintahan Raja Balaputra Dewa. Pada awal berdirinya Sriwijaya berkembang di wilayah sekitar Palembang, Sumatera Selatan yang juga sebagai ibukota pemerintahannya.

Wilayah kekuasaannya meliputi sebagian besar wilayah barat Nusantara setelah runtuhnya kerajaan Fu Nan di Champa (Kamboja). Disamping karena kehandalan armada dagang Sriwijaya yang telah mampu membuka jalur perdagangan dengan China dan India.

sungai MusiKerajaan ini terdiri atas tiga zona utama – daerah ibukota muara yang berpusatkan Palembang, lembah Sungai Musi yang berfungsi sebagai daerah pendukung dan daerah-daerah muara saingan yang mampu menjadi pusat kekuasan saingan. Ibukota diperintah secara langsung oleh seorang penguasa, sementara daerah pendukung tetap diperintah oleh tokoh lokal. Wilayah hulu sungai Musi sangat kaya akan berbagai komoditas dagang Sriwijaya. Tiongkok merupakan negara tujuan ekspor terutama bagi Sriwijaya dan telah menjalin hubungan diplomatik sejak awal berdirinya kerajaan ini.

Sebagai pusat perdagangan maritim, Sriwijaya mempunyai beberapa produk unggulan. Diantaranya adalah pala, cengkih, kapulaga, pinang, kayu gaharu, kayu cendana, gading, timah, emas, perak, penyu serta beraneka rempah-rempah. Barang-barang tersebut di beli oleh pedagang dari China, India, Arab dan Madagaskar. Terkadang pula barang-barang tersebut dibarter dengan kain, porcelen dan barang-barang gerabah. Inilah sebuah keunggulan fakta bahwa sebagai bangsa maritim, Sriwijaya telah mampu menguasai market Asia. Bahkan pembangunan kanal ekonomi tiga arah Nusantara, China dan India telah menjadi saksi sejarah bahwa mayoritas dari Produk Domestik Bruto Dunia dapat di kuasai oleh kerjasama tiga negara tersebut.

Seiring dengan pembelotan kerajaan Singosari, munculnya kerajaan Majapahit dan mulai berkembangnya kerajaan Islam di Sumatera membuat posisi strategis Sriwijaya mulai terkikis. Apalagi dengan serangan dari kerajaan Cola di India pada abad 13 membuat kemegahan semakin surut. Walaupun tidak sama sekali hilang tetapi semakin lama kerajaan semakin di telan zaman. Hingga akhirnya muncullah kekuatan baru kerajaan maritim Nusantara di belahan timur pulau Jawa bernama Majapahit.

Menurut Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII-XV, daerah kekuasaan Majapahit meliputi hampir seluas wilayah Indonesia modern, termasuk daerah-daerah Sumatera di bagian barat dan di bagian timur Maluku serta sebagian Papua (Wanin), dan beberapa negara Asia Tenggara seperti Campa (Kamboja), Malaysia, Singapura, Siam, Birma bagian selatan, dan Vietnam. Bahkan, Majapahit juga menjalin hubungan bilateral dengan pemerintah China serta memiliki beberapa duta besar serta diplomat di China.

Adalah Mahapatih Gajahmada yang merupakan tokoh pelopor persatuan nusantara dengan sumpah bakti persadanya dihadapan majelis tinggi Kerajaan Majapahit ketika diangkat sebagai Patih Amangkubhumi Majapahit, tahun 1336 M. Sebagaimana sangat di kenal bangsa ini bahwa sumpah tersebut adalah Sumpah Palapa. Sumpah Palapa ini ditemukan pada teks Jawa Pertengahan Pararaton, yang berbunyi,

Sira Gajah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada: “Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tañjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa”.

Terjemahannya:

Beliau Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Beliau Gajah Mada, “Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura (Kalimantan Barat), Haru (Karo/Sumatera Utara), Pahang (Semenanjung Melayu), Dompo (Sumbawa), Bali, Sunda (Jawa Barat), Palembang, Tumasik (Singapura), demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa”.

Inilah gambaran Majapahit sebagai negara maritim yang memiliki wibawa dan kekuasaan yang sangat luar biasa se-Asia Tenggara karena kemajuan peralatan perang armada lautnya. Dalam berbagai penelitian sejarah tentang Majapahit memang lebih banyak di temukan tulisan tentang kekuatan politik Majapahit daripada kekuatan ekonominya. Hingga pada akhir abad ke -16 Majapahit akhirnya runtuh oleh perang saudara dan perebutan kekuasaan oleh Kerajaan Islam Demak. Saat itu Demak merupakan kerajaan baru yang telah menunjukkan kekuatan angkatan lautnya dan menjadi pusat konsolidasi politik para pemimpin Islam Tanah Jawa saat itu.

Penghasil Rempah
Pada Abad 16 pula perdagangan internasional kerajaan-kerajaan Nusantara sedang menemukan momentumnya. Ketika harga pala yang di kenal sebagai obat yang sangat mujarab di Eropa mencapai harga tertinggi. Maka pada saat itu Nusantara menjadi tujuan impor pala ke Eropa oleh para pedagang dari Kerajaan Osmania Turki. Sentra perdagaan Nusantara saat itu adalah di Pulau Run ( Pulau Banda) Kabupaten Masohi, Provinsi Maluku. Para importir palawija dari Turki tersebut memperketat hegemoni perdagangan rempah-rempah Indonesia di India dan Timur Tengah. Untuk masuk pasaran pasaran Eropa, para saudagar Turki menggunakan pelabuhan Venesia di Italia.

Sejalan dengan berkembangnya perdagangan rempah di Indonesia saat itu, lahirlah kerajaan-kerajaan sebagai tanda berakhirnya Kerajaan Majapahit. Kerajaan-kerajaan “Islam Pantai” tersebut  meletakkan kekuatannya pada perdagangan laut dengan pala dan cengkih sebagai komiditas andalannya. Pelabuhan perdagangan kerajaan-kerajaan maritim saat itu adalah Pasai di Aceh, Banten, Cirebon, Demak, Tuban, Gresik, Makasar, Buton, Ternate, Tidore, Jayalilo dan Bacan. Kesemuanya merupakan kota-kota pelabuhan yang menjadi lintasan perdagangan rempah-rempah  dari Maluku, terutama pulau Run di kepulauan Banda.

Kemasyhuran Run di kepulauan Banda sebagai penghasil pala telah terdengar sampai ke Eropa. Buah pala bahkan dimitoskan sebaai satu-satunya obat yang dapat menyembuhkan penyakit demam, disentri dan pes yang sedang melanda kawasan Portugis, Spanyol dan Inggris. Akhirnya, negara-negara Eropa berusaha keras mencari jalan lain di luar hegemoni perdagangan yang dikuasai oleh Kerajaan Osmania Turki. Akhirnya para pelaut Portugis menemukan jalur lain melalui Tanjung harapan di Afrika Selatan. Giliran pelaut Inggris juga menemukan jalur baru melalui Panta Selatan di Amerika Latin.

Pada tahun 1511, Portugis akhirnya dapat merebut Selat Malaka yang pada saat itu merupakan pintu masuk perdangan internasional Nusantara. Ketika bangsa Portugis masuk Malaka, kerajaan maritim yang paling kuat saat itu adalah Demak dibawah pimpinan Raden Patah, disamping Kerajaan Pasai dan Banten. Indikasi kebesaran kerajaan maritim Nusantara , khususnya Demak pada saat itu dapat dipelajari dari perang perebutan jalur strategis perdagangan selat Malaka antara Portugis dan Kerajaan Demak pada tahun 1510-1511. Tercatat dua kali ekspedisi laut yang melibatkan 20.000 angkatan laut Demak dibawah kepemimpinan Pati Unus, Putra Mahkota Kerajaan Demak.

lautanPerang laut Kerajaan Maritim Demak tersebut adalah pertempuran terbesar yang tercatat dalam sejarah maritim Nusantara. Sayang sekali peperangan ini  berakhir dengan kekalahan Demak dengan terbunuhnya Pati Unus pada tahun 1511. Dengan jatuhnya Malaka ke tangan Portugis praktis terbukalah jalur perdagangan menuju Pulau Run di Banda, Tidore dan Ternate. Peperangan antara pelaut-pelaut Eropa seperti Portugis, Spanyol, Belanda dan kemudian Inggris menjadi catatan sejarah di tanah air.

Kepopuleran pulau Run sebagai pusat perekonomian paling sibuk di dunia pada saat itu di di lukiskan dengan baik oleh Milton G (1999) dalam bukunya yang terkenal yaitu Nathaneil’s Nutmeg, The True and Incredible Adventures of the Spice Trader Who Change the Cource of History. Salah satu ungkapan yang paling mengesankan dalam buku tersebut adalah pemaparannya tentang pertikaian antara penjajah Belanda dan Kerajaan Inggris mengenai perebutan pulau Run (Nutmeg Island) yang telah menghasilkan suatu perjanjian paling spektakuler dalam sejarah. Kerajaan Inggris menyerahkan Pulau Run kepada Belanda dan sebagai gantinya Inggris memperoleh Manhattan di New York.

“The Outcome of fighting between Dutch East India Company and small band ragtag British adventures was one of the most spectacular deals in history: Britain ceded Run Island to Holland but in return was given Manhattan”.

Paparan diatas merupakan penjelasan atas kekayaan hazanah kemaritiman Nusantara. Kemaritiman Nusantara merupakan refleksi kejayaan maritim Sriwijaya dan Majapahit pada era perubahan besar. Kedua kerajaan itu mewariskan budaya politik persatuan dan kesatuan bangsa. Selanjutnya kejayaan itu diteruskan oleh Kerajaan-Kerajaan Islam Pesisir dan beberapa waktu diambil paksa oleh tangan penjajah sebelum akhirnya bangsa kita mampu memproklamirkan kemerdekaannya. Pasca kemerdekaan bangsa ini masih terus menerus dalam keadaan waspada karena tangan lalim penjajah sekali waktu berusaha merampas kedaulatan negara.

Jalasveva Jaya Mahe; Geo Politik dan Geo Strategi,

Harus di akui bahwa sebelum era Bom Atom, Rudal dan kemajuan teknologi pesawat tempur, catatan sejarah dunia dalam perebutan daerah kekuasaan serta penyebaran pengaruh suatu bangsa di lakukan dengan ekspedisi-eksedisi laut. Dan kerajaan-kerajaan maritim Nusantara telah menunjukkan dominasi kekuasaan politik di Asia Tenggara dan menguasai perdagangan laut di Asia dengan membangun kanal-kanal ekonomi dengan China (Asia Timur), India (Asia Selatan) dan Timur Tengah (Asia Barat). “Jalesveva jaya mahe” ; justeru di laut kita jaya.

Dalam satu landscape geo politik nasionl kita menyebutnya persatuan dan kesatuan bangsa sebagai Nusantara. Pandangan integral atas segenap potensi geografis baik dari darat, laut dan udara di sebut wawasan nusantara. Fondasi wawasan nusantara telah di tetapkan dalam sebuah deklarasi yang dimotori oleh Perdana Menteri Djuanda Kartawidjaja pada tanggal 13 Desember 1957 dengan Deklarasi Djuanda.

Sebelum deklarasi Djuanda, wilayah negara Republik Indonesia mengacu pada Ordonansi Hindia Belanda 1939, yaitu Teritoriale Zeeën en Maritieme Kringen Ordonantie 1939 (TZMKO 1939). Dalam peraturan jaman Hindia Belanda ini, pulau-pulau di wilayah Nusantara dipisahkan oleh laut di sekelilingnya dan setiap pulau hanya mempunyai laut di sekeliling sejauh 3 mil dari garis pantai. Ini berarti kapal asing boleh dengan bebas melayari laut yang memisahkan pulau-pulau tersebut.

Deklarasi Djuanda menyatakan bahwa Indonesia menganut prinsip-prinsip negara kepulauan (Archipelagic State) yang pada saat itu mendapat pertentangan besar dari beberapa negara, sehingga laut-laut antarpulau pun merupakan wilayah Republik Indonesia dan bukan kawasan bebas. Deklarasi Djuanda selanjutnya diresmikan menjadi UU No.4/PRP/1960 tentang Perairan Indonesia. Akibatnya luas wilayah Republik Indonesia berganda 2,5 kali lipat dari 2.027.087 km² menjadi 5.193.250 km². Dengan perhitungan 196 garis batas lurus (straight baselines) dari titik pulau terluar, terciptalah garis maya batas mengelilingi RI sepanjang 8.069,8 mil laut.

Kendati prinsip negara kepulauan mendapat tentangan dari negara-negara besar seperti Amerika Serikat, namun setelah melalui perjuangan yang penjang, deklarasi ini pada tahun 1982 akhirnya dapat diterima dan ditetapkan dalam konvensi hukum laut PBB ke-III Tahun 1982 (United Nations Convention On The Law of The Sea/UNCLOS 1982). Selanjutnya delarasi ini dipertegas kembali dengan UU Nomor 17 Tahun 1985 tentang pengesahan UNCLOS 1982 bahwa Indonesia adalah negara kepulauan sekaligus juga mengakui konsep Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) yang diperjuangkan oleh Chili dan negara-negara Amerika Latin lainnya. Setelah diratifikasi oleh 60 negara maka UNCLOS kemudian resmi berlaku pada tahun 1994. Berkat perjuangan yang gigih dan memakan waktu, Indonesia mendapat pengakuan dunia atas tambahan wilayah nasional sebesar 3.100.000 KM2 wilayah perairan dari hanya 100.000 KM2 warisan Hindia Belanda, ditambah dengan 2.700.00 KM2 Zone Ekonomi Eksklusif yaitu bagian perairan internasional dimana Indonesia mempunyai hak berdaulat untuk memanfaatkan sumber daya alam termasuk yang ada di dasar laut dan di bawahnya.

Dengan politik luar negeri bebas aktif, bangsa maritim Indonesia menempatkan diri dalam berbagai strategi diplomasi dan blok kekuasaan. Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika dan Konferensi Tinkat Tinggi Non Blok merupakan diplomasi politik bebas aktif luar negeri Indonesia tersukses dalam catatan sejarah. Hal membanggakan ini harusnya mampu memotivasi para pemimpin negeri bahwa bangsa ini mampu mengambil peran strategis pembangunan dunia.

Geostrategi Indonesia diwujudkan melalui konsep Ketahanan Nasional yang bertumbuh pada perwujudan kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Dengan mengacu pada kondisi geografi bercirikan maritim, maka diperlukan strategi besar (grand strategy) maritim sejalan dengan doktrin pertahanan defensif aktif dan fakta bahwa bagian terluar wilayah yang harus dipertahankan adalah laut. Implementasi dari strategi maritim adalah mewujudkan kekuatan maritim (maritime power) yang dapat menjamin kedaulatan dan integritas wilayah dari berbagai ancaman.

Konsep Negara Kepulauan (Nusantara) memberikan kita anugerah yang luar biasa. Letak geografis kita strategis, di antara dua benua dan dua samudra dimana paling tidak 70% angkutan barang melalui laut dari Eropa, Timur Tengah dan Asia Selatan ke wilayah Pasifik, dan sebaliknya, harus melalui perairan kita. Wilayah laut yang demikian luas dengan 17.500-an pulau-pulau yang mayoritas kecil memberikan akses pada sumber daya alam seperti ikan, terumbu karang dengan kekayaan biologi yang bernilai ekonomi tinggi, wilayah wisata bahari, sumber energi terbarukan maupun minyak dan gas bumi, mineral langka dan juga media perhubungan antar pulau yang sangat ekonomis.

Panjang pantai 81.000 km (kedua terpanjang di dunia setelah Canada ) merupakan wilayah pesisir dengan ekosistem yang secara biologis sangat kaya dengan tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi. Secara metereologis, perairan nusantara menyimpan berbagai data metrologi maritim yang amat vital dalam menentukan tingkat akurasi perkiraan iklim global. Di perairan kita terdapat gejala alam yang dinamakan Arus Laut Indonesia (Arlindo) atau the Indonesian throughflow yaitu arus laut besar yang permanen masuk ke perairan Nusantara dari samudra Pasifik yang mempunyai pengaruh besar pada pola migrasi ikan pelagis dan pembiakannya dan juga pengaruh besar pada iklim benua Australia.

Ekonomi kelautan makin strategis seiring pergesaran pusat kegiatan ekonomi dunia dari Poros Atlantik ke Poros Pasifik. Hampir 70 persen dari total perdagangan dunia berlangsung di kawasan Asia-Pasifik, dan 75 persen dari barang-barang yang diperdagangkannya ditransportasikan melalui laut Indonesia ( Selat Malaka, Selat Lombok, Selat Makassar, dan laut-laut lainnya ). Seharusnya Indonesia mendapat keuntungan paling besar dari posisi kelautan global tersebut. ”Geographical position is the destiny for a nation-state”, begitu kata Captain AT Mahan of The US Navy.

Pembangunan Ekonomi Berbasis Maritim

Tidak dapat dipastikan secara tegas, apakah Indonesia mengadaptasi sistem ekonomi kapitalis atau lebih condong ke faham ekonomi sosialis. Namun Bapak Ekonomi yang juga proklamator Indonesia Moehammad Hatta meletakkan dasar ekonomi kita adalah ekonomi Pancasila. Yakni penggabungan antara ekonomi Kapitalis, Sosialis dan kekeluargaan sebagai local genuine. Soko guru ekonomi nasional yang di cetuskan oleh Hatta adalah Pemerintah (khas sosialis), Swasta (khas kapitalis), serta Koperasi sebagai hazanah ekonomi kekeluargaan bernafaskan gotong royong.

Konsepsi ini juga dapat ditilik dari beberapa pasal yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan dalam beberapa pasal dalam Undang-Undang. Indonesia menggunakan sistem perpajakan dengan nilai pajak yang cukup tinggi, dan pemerintah masih ikut campur tangan ke dalam beberapa kegiatan produksi yang berpengaruh bagi masyarakat banyak dan yang mungkin mengakibatkan ketidakstabilan ekonomi negara.

Banyak hal yang di selesaikan dengan business to government (B to G) walau penyelesaian business to business (B to B) lebih dominan. Disisi lain pertumbuhan koperasi, ekonomi keluarga, home industry, BUMN, BUMD, UKM, dan pola ekonomi tradisional dalam masyarakat agraris merupakan keragaman ideologi ekonomi Indonesia. Ini menandakan bahwa Indonesia tidak seutuhnya mengadaptasi sistem ekonomi kapitalis atau sosialis, namun juga memadukannya dengan prinsip-prinsip dari dasar negara Indonesia, yaitu Pancasila.

Pada hakikatnya aktivitas ekonomi adalah arus kausalitas dari tiga hal yakni Produksi, Distribusi dan Konsumsi. Dari sinilah seharusnya pembangunan ekonomi nasional dapat di mulai, di tata, di regulasi dan distimulasi hingga akhirnya membawa pada kemajuan negeri. Meningkatkan daya saing pada ranah ekonomi hakikatnya adalah menguatkan tiga arus ekonomi tersebut. Yang terpenting di perhatikan adalah dengan posisi, kemampuan, peluang dan tatangan dunia dewasa ini apakah yang dapat di upayakan demi menjapai kemandirian dan keunggulan daya saing Indonesia.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan beberapa aspek yang mutlak di lakukan bangsa ini untuk menuju kemakmuran dan kemandirian. Disini penulis akan mencoba mengurai antara potensi, tantangan dan peluang secara realistis tanpa harus meninggalkan sikap optimis. Belajar dari masa lalu dan melihat masa kini serta upaya persiapan menghadapi perubahan-perubahan global dunia nantinya. Grand Strategi tersebut memang tidak bisa hanya memaksakan pembangunan kemaritiman tanpa member perhatian pembangunan ekonomi daratan.

Ekonomi maritim sangat vital dalam menguasai perdagangan internasional, regional maupun antar pulau. Namun sejuruh dengan penguatan otonomi daerah maka pembangunan ekonomi daratan merupakan pilar yang penting. Sistematika yang penulis sampaikan adalah metode holistik-komprehenshif yang menggabungkan antara satu rantai ekonomi, dari dengan rantai lainnya dalam ikatan yang kausalistik. Mulai dari proses persiapan produksi, produksi, pemaketan (packaging), distribusi utama, distribusi hilir hingga kemampuan daya beli sebagai basis konsumsi.

Selain penguatan fondasi ekonomi dengan revitalisasi produksi, distribusi dan konsumsi, sekiranya masih ada banyak sekali sektor lain yang harus di berdayakan. Sektor sektor tersebut adalah:

1. Pengembangan Agro Industri, seperti sawit, kelapa, teh, kopi, coklat, produk-produk obatan-obatan herbal, revitalisasi industri gula serta pembungan industri pengolahan produk agro industri baik skala besar maupun home industri.

2. Peningkatan Kapasitas Produk Pangan, hal ini harus dimulai dengan penerapan smart card untuk pupuk bersubsidi, sosialisasi dan edukasi tentang sistem resi gudang dan proteksi pasca panen oleh pemerintah. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan mengerakkan Pemerintah Daerah untuk membuat program asuransi pertanian (seperti dilaksanakan di Jembrana, Bali) serta dengan jaminan pembelian produk pertanian yang layak oleh pemerintan. Selain itu perlu kiranya penambahan lahan pertanian dan penerapan teknologi modern dengan dalam bidang pertanian. Disamping itu untuk produk-produk pertanian bertujuan ekspor maka perlu dibangun di kawasan pelabuhan dagang cool storage untuk menjaga kualitas produk ekspor.

3. Percepatan Program Diversifikasi Energi, terutama dengan jarak pagar, energi gelombang laut, surya dan geothermal. Disamping harus dilakukan renegoisasi kontrak LNG perlu juga segera dibangun LNG Terminal Receiving dan penerapan DMO 60% untuk gas bumi. Penggunaan batubara untuk konsumsi lokal serta ekploitasi Coal Bed Methane (CBM) harus menjadi prioritas pemerintah. Untuk meningkatkan value addit CBM maka perlu kiranya adanya transfer teknologi Gas To Liquid (GTL) skala kecil untuk distribusi daerah-daerah remote. Sejurus dengan program difersifikasi energi kiranya penting pula untuk meningkatan studi dan eksplorasi lapangan-lapangan migas baru. Hal ini untuk menjaga keseimbangan antara produksi dan konsumsi minyak dalam negeri.

4. Pembangunan Kawasan Ekonomi Maritim, kita bisa melihat pesatnya pembangunan ekonomi kepulauan dan maritime di Kepulauan Riau, Penguatan infrastruktur pelabuhan laut di Lamongan yang baru saja menerima penghargaan untuk daerah dengan investasi tertinggi, atau Cirebon dan Gresik yang kini menjadi tujuan distribusi batubara ke pulau Jawa. Sekiranya potensi-potensi daerah lain bisa didorong lebih pro aktif dengan membuat feasibility studi pengembangan ekonomi daerah untuk mendatangkan investasi dari luar, maka percepatan pertumbuhan ekonomi bukanlah hal yang mustahil.

5. Penanganan Ekonomi Biaya Tinggi, bisa di bayangkan jika kata para investor bahwa negeri kita adalah negeri para preman. Bayangkan jika mulai dari angkutan, akses jalan raya, pelabuhan, pejabat daerah hingga aparat keamanan daerah semua setiap bulan bahkan pada kasus tertentu setiap hari memintan “jatah preman”. Yang terjadi adalah biaya produksi menjadi sangat membengkak dan akhirnya produk tersebut ketika dijual dipasaran menjadi sangat tidak kompetitif.

6. Pengembangan Wisata Bahari,dari 5 lautan tujuan wisata dunia yang meliputi Lautan Atlantik, Lautan Mediterranean, Lautan Merah, Lautan Hindia dan Lautan Pasifik, salah satunya yakni Lautan Pasifik menjulur dalam bentangan wilayah Indonesia. Mulai dari Tulamben (Bali), Likuan (Manado) dan Pulau Tomia (Wakatobi) merupakan lintasan Lautan Pasifik di Indonesia. Konsep pengembangan hiburan pantai terintegrasi seperti Taman Impian Jaya Ancol, Wisata Bahari Purwahamba Tegal, Wisata Bahari Lamongan, hingga kota pantai seperti pantai-pantai di Bali dan Lombok merupakan konsep ideal bagi pengembangan wisata pantai kita.

7. Pemberantasan Illegal Logging, Illegal Mining dan Illegal Fishing; sektor ini seharusnya yang menjadi prioritas utama KPK. Karena dalam bisnis illegal ini telah menguras kekayaan negara hingga ratusan triliyun tiap tahunnya. Kita bisa bayangkan jika seorang Adelin Lis selama 20 tahun bisa menggasak uang negara 300 Triliyun, bagaimana dengan pelaku-pelaku kakap lain yang sering di backing oleh para perwira. Berapa banyak titipan generasi itu hilang di korup oleh oknum yang rakus itu. Bayangkan pula jika di temukan oleh PPATK ada 15 rekening Perwira Tinggi POLRI yang masing-masing berkisar 800an Milyar Rupiah dengan mutasi tiap perhari mencapai ratusan juta. Kemana sekarang arah pengungkapan kasus rekening-rekening pribadi Perwira Tinggi yang disinyalir sebagai hasil korupsi illegal loging tersebut.  Semuanya menguap begitu saja tanpa jelas juntrungannya.

Bayangkan pula jika Menteri Kelautan dan Perikanan (DKP), Freedy Numberi mengatakan, kerugian akibat penangkapan ikan ilegal di perairan Indonesia mencapai sekitar Rp30 triliun per tahun. Belum lagi illegal mining yang juga merugikan negara hingga puluhan triliyun rupiah.Yang dapat kita bayangkan adalah Indonesia merupakan lautan yang luas didalamnya penuh dengan ikan besar tetapi sebagaian besar penduduknya hanya memiliki pancing sedangkan sebagian yang lain terutama para koruptor kelas kakap memiliki kapal keruk yang sewaktu-waktu dapat menguras habis kekayaan negara. Padahal dengan kekayaan titipan generasi ini bangsa ini pasti bisa terbebas dari Utang Luar Negeri, menggratiskan biaya pendidikan dasar serta kesehatan bagi rakyat miskin.

Saya kira ketujuh agenda utama pembangunan nasional ini hanya bisa di harapkan dari seorang pemimpin yang jujur, ikhlas dan berdisiplin tinggi (amanah). Jika tidak maka isu percepatan pembangunan hanya menjadi jargon-jargon dan bahan kampanye para politisi oportunis. Lebih parah lagi sebenarnya yang terjadi di negeri ini adalah karena tidak adanya sebuah konsep pembangunan jangka panjang yang di jalankan secara konsisten oleh para pemimpin bangsa. Maka sekali lagi bisa kita bayangkan jika saatnya tiba nanti pada tahun 2025 di berlakukan pasar bebas Asia, apakah kita sudah siap? atau jatidari kita akan hilang dan terjebak dalam pilihan dilematis, sebagai kuli di negeri sendiri?. Maka pertanyannya sekarang siapkah generasi muda sekarang menjaga idealismenya dan menjadi pemimpin?


The Asian Way

Visi dan program maritim hanya bisa sukses secara berkelanjutan jika terdapat basis kultur yang terbuka, egaliter, haus pengetahuan dan menyukai tantangan perubahan. Pada jangka pendeknya program maritim bisa berjalan dengan merekrut kalangan pengambil keputusan dan para pelaku utama dari kalangan yang mempunyai kultur itu. Bisa juga dengan mengundang investasi asing dari pihak yang lebih maju dalam hal di mana tidak terdapat kemampuan modal dan pengetahuan dalam bidang-bidang tertentu. Tetapi pada jangka panjangnya yang diperlukan adalah perubahan orientasi pendidikan, ke arah rasionalitas ilmu pengetahuan dan teknologi, kesadaran akan sumber-sumber keunggulan kompetitif, kepekaaan budaya, kedalaman budi pekerti dan penanaman sifat menyikapi tantangan perubahan secara positif.

Untuk menggambarkan betapa kita tidak siap menanggapi perubahan adalah tiadanya antisipasi terhadap kemungkinan rencana Thailand untuk membuat kanal di semenanjung Kra, yang pembangunannya bisa selesai kurang dari 10 tahun. Sekarang Thailand sedang berpikir keras apakah mereka akan melanjutkan rencana tersebut. Sekiranya mereka membuatnya, adanya kanal tersebut tentu amat mengurangi volume transportasi laut yang melalui perairan nusantara.

Sepintas lalu Singapura akan terpukul. Tetapi jangan lupa bahwa Singapura selalu merencanakan dirinya berada di depan peristiwa. Mereka tidak perlu hanya mempertahankan keunggulannya sebagai pusat pelayanan perhubungan laut. Mereka berencana menjadikan Singapura sebagai pusat budaya dan pusat jasa bernilai tinggi sehingga corak ekonominya akan lebih canggih dan kehidupannya lebih menarik, bukan seperti Singapura sekarang yang amat tertib, effisien tapi membosankan.

Menteri Luar Negeri Singapura di masa lalu, Rajaratnam pernah mengatakan bahwa “Kami di Singapura harus selalu berusaha maju setengah langkah melebihi negara-negara tetangga kami'” Para ahli geografi ekonomi dapat memperkirakan ke arah mana pusat pertumbuhan ekonomi regional Pasifik bergerak sekiranya kanal Kra menjadi kenyataan, tapi rasanya tidak pernah terdengar apakah kita mempunyai skenario tertentu.

Pembangunan kanal Kra belum tentu merugikan Indonesia selama kita membangun kekuatan ekonomi maritim sejalan dengan dinamika perubahan. Sekiranya kita pintar menjalin interdependensi ekonomi antar wilayah dan selama kita lebih tergantung satu sama lain di antara kita, lebih kuat dari ketergantungan eksternal, maka keutuhan bangsa dan negara akan senantiasa terjamin. Dengan kekayaan sumber daya alam yang juga sekaligus unik, sekiranya kita punya komitmen kuat untuk membangun ekonomi berdaya saing, kita bisa menciptakan pasaran dalam negeri yang besar dengan jumlah orang yang nantinya melebihi 250 juta, serta masih punya peluang berperan dalam ekonomi global. (Sarwono Kusumaatmadja-2005).

Kita dapat belajar pada Singapura,negara yang seluas 692.7 km persegi ini mempunyai penduduk yang berjumlah 4.16 juta itu saat ini menjadi kota pelayanan transportasi laut terbesar di dunia. Negara ini memang berambisi untuk mengusai dunia dengan menjadi negara jasa terbesar. Posisi Singapura sekarang ini seakan telah “menjajah” negara-negara sekitar tanpa harus melanggar batas teritori negara tetangga. Hal ini dapat dicapai Singapura dengan membangun pelabuhan pusat transhipment kapal-kapal perdagangan dunia. Menjadi sangat istimewa Singapura dapat memimpin ekonomi ASEAN, karena luasnya dan jumlah penduduknya hanya satu kabupaten di Indonesia. Hal inilah yang sejatinya dilakukan Bangsa Run di Pulau Banda dahulu.

Pelabuhan Singapura mempertahankan posisinya sebagai pelabuhan tersibuk di dunia pada 2004 dengan menangani pengapalan 1,04 miliar gross ton barang, naik 5,7% dari 2003. Singapura mempertahankan posisinya itu selama lebih dari 10 tahun. Pencapaian itu digapai meski secara umum jumlah kapal yang masuk ke pelabuhan Singapura turun dari 135.386 pada 2003 menjadi 133.185.

Pengelola pelabuhan, yang berada di bawah kementerian transportasi, mengatakan rencana mereka melanjutkan kajian mengenai kebijakan untuk memastikan fasilitas pelabuhan laut Singapura tetap berdaya saing. Singapura juga melanjutkan upayanya untuk memiliki armada dagang terbesar sejak Asia tahun lalu, dengan jumlah kapal dagang yang terdaftar merangkak ke urutan enam terbesar di dunia dari urutan ketujuh. Akhir tahun lalu, terdapat 3.109 kapal yang berbendera Singapaura bertonase 27,7 juta gross ton, naik 8,4% dari tahun sebelumnya. Saat ini Malaysia juga mulai mengejar Singapura dengan membangun pelabuhan Kelang dan Tanjung Pelepas. Belum lagi kehadiran Amerika Serikat, Jepang, China dan India, walaupun tidak semuanya negara kepulauan tetapi telah mempunyai visi maritim sangat maju.

Saya kira, kita masih punya banyak kesempatan dan peluang yang terbuka lebar di depan mata. Disamping pada saat ini sebenarnya juga telah muncul banyak harapan besar pada Indonesia untuk kembali maju memimpin dunia. Harapan itu diantara adalah dari negara-negara Islam di belahan dunia. Suatu kenyataan pahit bahwa hampir mayoritas negara Islam di dunia berada dalam “cengkeraman” negara maju. Situasi ekonomi global yang sedang mengalami resesi juga menaruh harapan besar pada negara-negara di Asia. Maka, Indonesia dengan potensi strategis yang ada sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, negara kepulauan dan bahari terbesar di dunia, negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, serta kekayaan sumber daya alam yang ada, saatnya untuk bangkit menjadi memimpin dunia.

Indonesia dengan mayoritas penganut Islam moderatnya juga banyak mendapat simpati dari berbagai negara barat yang mayoritas non muslim. Posisi strategis ini memudahkan upaya diplomatik Indonesia dalam menjalin hubungan multilateral dengan negara-negara Eropa dan Amerika. Di sisi lain bangsa barat saat ini dalam keadaan yang sangat dilematis dalam menghadapi negara-negara Islam, terutama di Timur Tengah. Hal ini di karenakan harga minyak sedang di pompa untuk terus naik oleh negara-negara OPEC yang mayoritas berada di Timur Tengah. Amerika Serikat sebagai konsumen 60% minyak dunia menjadi negara yang paling terpukul dengan kenaikan harga minyak.

Dunia sangat membutuhkan peran politik bebas aktif Indonesia dan kerjasama ekonomi dengan negeri ibu pertiwi ini. Apalagi harga pangan dunia yang juga telah menyusul harga minyak yang terus melonjak. Saat inilah kita harus menempatkan diri secara strategis dalam konstelasi politik global dan resesi ekonomi dunia yang terpuruk. Saatnya kita memperkuat kemandirian ekonomi dan kerjasama ekonomi kawasan. The Asian Way adalah istilah penulis untuk memetakan peta kanal ekonomi dunia baru. Yakni gabungan kerjasama dalam pembangunan ekonomi multilateral Asia yang membentangkan sayap antara Indonesia (Asia Tenggara), China (Asia Timur), India (Asia Selatan) dan Timur Tengah (Asia  Barat).

Dengan The Asian Way maka sepertiga produksi dan konsumsi dunia dapat terkonsolidasi. Perputaran arus distribusi empat arah ini juga akan meningkatan aktifitas ekonomi maritim yang luar biasa. Konsolidasi antara negara penghasil energi, negara penghasil pangan, negara industri dan kekuatan seperempat jumlah penduduk dunia sebagai basis konsumsi dapat di gerakkan oleh sebuah perencanaan distribusi negara-negara maritim. Inilah fondasi utama bagi pembangunan kekuatan kawasan. Jika ini dapat di realisasikan maka kekuatan ekonomi dunia akan bergeser dari barat ke timur,  Asia akan memimpin dunia. Bahkan peradaban dunia tua yang dahulu berada di Asia dapat kembali menemukan momentumnya untuk menjadi pusat peradaban dunia yang saat ini masih dikuasai oleh Amerika Utara dan Eropa Barat.

Saya yakin ini bukan sebuah utopia tapi cita-cita besar sebagai bangsa yang madiri, sejahtera dan berwibawa dapat kita wujudkan. Namun kita butuh pemimpin yang punya visi. Pemimpin dunia yang memiliki pandangan akan keseimbangan ekonomi, peradaban, kemajuan dan kemandirian bangsa. Memang susah untuk mencari pemimpin tipe ini, tapi saya yakin banyak putra generasi yang pada saatnya akan muncul. Sebagai negara yang dialektika demokrasinya semakin baik, Indonesia pasti mampu melahirkan pemimpin besar, pemimpin dunia. Saya teringat pesan Bung Karno “beri kami sepuluh pemuda, niscaya kami akan menguasai dunia”.

sumber :Zhttp://buntetpesantren.org

oleh Ulfa Rafiq Iskandar alumni Buntet Pesantren.



Bulan Ternyata Makin Menjauh…

KOMPAS.com-Pada suatu masa—jutaan tahun ke depan—keturunan kita tidak akan bisa melihat bulan seperti sekarang.

Tidak ada lagi fenomena gerhana matahari ataupun bulan total, kecuali dalam jejak rekam sejarah sains. Lambat, tetapi pasti bulan semakin bergerak menjauh dari bumi.

Bukan tanpa alasan Neil Armstrong—manusia pertama yang menginjakkan kakinya di bulan—meninggalkan jejak panel reflektor yang terdiri atas 100 cermin beberapa menit sebelum dia meninggalkan bulan pada 21 Juli 1969. Reflektor inilah yang kemudian menuntun manusia pada penemuan fakta mencengangkan.

Memanfaatkan reflektor yang tertinggal di bulan, Prof Carrol Alley, fisikawan dari University of Maryland, Amerika Serikat, mengamati pergerakan orbit bulan. Caranya adalah dengan menembakkan laser dari observatorium ke reflektor di bulan. Di luar dugaan, dari hasil pengamatan tahunan, jarak bumi-bulan yang terekam dari laju tempuh laser bumi-bulan terus bertambah.

Diperkuat sejumlah pengamatan di McDonald Observatory, Texas, AS, dengan menggunakan teleskop 0,7 meter diperoleh fakta bahwa jarak orbit bulan bergerak menjauh dengan laju 3,8 sentimeter per tahun.

Para ahli meyakini, 4,6 miliar tahun lalu, saat terbentuk, ukuran bulan yang terlihat dari bumi bisa 15 kali lipat daripada sekarang. Jaraknya saat itu hanya 22,530 kilometer, seperduapuluh jarak sekarang (385.000 km).

Seandainya manusia sudah hidup pada masa itu, hari-hari yang dijalankan terasa lebih cepat. Hitungan kalender pun bakal berbeda. Bagaimana tidak, jika dalam sebulan waktu edar mengelilingi bumi hanya 20 hari, bukan 29-30 hari seperti sekarang. Rotasi bumi ketika itu pun berlangsung lebih cepat, hanya 18 jam sehari.

Jutaan tahun dari sekarang, seiring dengan menjauhnya bulan, hari-hari di bumi pun akan semakin lama, hingga mencapai 40 hari dalam sebulan. Hari pun bisa berlangsung semakin lama, hingga 30 jam. Lantas, mengapa ini bisa terjadi?

Takaho Miura dari Universitas Hirosaki, Jepang, dalam jurnal Astronomy & Astrophysics mengemukakan, jika bumi dan bulan, termasuk matahari, saling mendorong dirinya. Salah satunya, ini dipicu interaksi gaya pasang surut air laut.

Gaya pasang surut yang diakibatkan bulan terhadap lautan di bumi ternyata berangsur-angsur memindahkan gaya rotasi bumi ke gaya pergerakan orbit bulan. Akibatnya, tiap tahun orbit bulan menjauh. Sebaliknya, rotasi bumi melambat 0,000017 detik per tahun.

Stabilitas iklim

Fakta menjauhnya orbit bulan ini menjadi ancaman tidak hanya populasi manusia, tetapi juga kehidupan makhluk hidup di bumi. Pergerakan bulan, seperti diungkapkan Dr Jacques Laskar, astronom dari Paris Observatory, berperan penting menjaga stabilitas iklim dan suhu di bumi.

”Bulan adalah regulator iklim bumi. Gaya gravitasinya menjaga bumi tetap berevolusi mengelilingi matahari dengan sumbu rotasi 23 derajat. Jika gaya ini tidak ada, suhu dan iklim bumi akan kacau balau. Gurun Sahara bisa jadi lautan es, sementara Antartika menjadi gurun pasir,” ucapnya kepada Science Channel.

Sejumlah penelitian menyebutkan, pergerakan bulan juga berpengaruh terhadap aktivitas makhluk hidup. Terumbu karang, misalnya, biasa berkembang biak, mengeluarkan spora, ketika air pasang yang disebabkan bulan purnama tiba.

Bulan penuh juga dipercaya meningkatkan perilaku agresif manusia. Di Los Angeles, AS, kepolisian wilayah setempat biasanya akan lebih waspada terhadap peningkatan aktivitas kriminal saat purnama.

Menjauhnya bulan dari bumi diyakini ahli geologis juga berpengaruh terhadap aktivitas lempeng bumi. Beberapa ahli telah lama menghubungkan kejadian sejumlah gempa dengan aktivitas bulan. ”Kekuatan yang sama yang menyebabkan laut pasang ikut memicu terangkatnya kerak bumi,” ucap Geoff Chester, astronom yang bekerja di Pusat Pengamatan Angkatan Laut AS, seperti dikutip dari National Geographic.

Beberapa kejadian gempa besar di Tanah Air yang pernah tercatat diketahui juga terkait dengan pergerakan bulan. Gempa-tsunami Nanggroe Aceh Darussalam (2004), Nabire (2004), Simeuleu (2005), dan Nias (2005) terjadi saat purnama. Gempa Mentawai (2005) dan Yogyakarta (2005) terjadi pada saat bulan baru dan posisi bulan di selatan.

Misi terbaru NASA

Kini, bulan sebagai tetangga terdekat bumi kembali menjadi perhatian riset astronomi di dunia. Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA) pada Jumat (19/6) meluncurkan wahana LCRoS (Lunar Crater Observation and Sensing Satellite) di Cape Canaveral, AS. Wahana ini adalah bagian dari misi Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO), yaitu persiapan program mengembalikan astronot ke bulan tahun 2020 setelah terakhir dilakukan pada 1969-1972 (Reuters, 18/6).

Sasaran utama misi LCRoS untuk memastikan ada tidaknya air beku yang dipercaya berada di kawasan kawah gelap dekat kutub bulan. Dibantu dengan LRO yang memetakan permukaan di bulan secara detail, kedua misi baru ini mengisyaratkan hal besar: menancapkan tonggak baru soal kemungkinan membangun koloni di luar bumi!

Namun, dengan penuh kerendahan hati, Craig Tooley, LRO Project Manager, mengatakan, ”Pengetahuan kita tentang bulan secara keseluruhan saat ini masih minim. Kita punya peta lebih baik tentang Mars, tetapi tidak untuk bulan kita sendiri.”

from kompas.com

Wah, Bacaan Anak Pengaruhi Karakternya 25 Tahun Mendatang!

 

KOMPAS.com – Cerita atau bacaan yang dibaca oleh anak kita saat ini akan memengaruhi karakternya 25 tahun kemudian, apakah si anak itu cerdik, jujur, licik, serta berbagai karakter lain yang baik atau buruk dalam dirinya.

Untuk itulah, orang tua perlu pandai-pandai dan bijaksana memilihkan bacaan untuk anaknya. Demikian teori David McClelland tersebut dilontarkan oleh Renny Yaniar, Pemimpin Redaksi Majalah Anak Mombi, dalam diskusi ‘Cerita Rakyat Memperkaya Dunia Dongeng Anak’, Sabtu (21/6), di Jakarta.

Renny menambahkan, untuk teorinya itu McClelland mengambil sampel Inggris dan Spanyol, dua negara raksasa di awal abad ke-16. Dalam perkembangan selanjutnya, ujar Renny, Inggris terus menjadi negara maju, sebaliknya Spanyol malah mengalami kemunduran. 

“Mengapa bisa begitu ternyata McClelland, psikolog asal Universitas Harvard, itu mendasari penyebabnya bahwa persoalan karakter anak-anak sebagai generasi penerus bangsanya adalah berlatar dari apa yang mereka baca,” ujar Renny.

Menurut McClelland, lanjut Renny, cerita dan dongeng-dongeng yang berkembang di Inggris pada masa-masa itu mengandung nilai-nilai optimisme yang tinggi (need for achievement), keberanian untuk mengubah nasib, serta sikap tidak gampang menyerah.

“Dongeng-dongeng itu ternyata telah menjadi virus yang mampu membuat anak-anak sebagai penikmatnya dipengaruhi sindroma ingin terus maju dan terus berprestasi tanpa kenal menyerah,” ujar Renny. “Sebaliknya, umumnya dongeng di Spanyol kebanyakan mengandung nilai-nilai komedi berunsur kecerdikan yang licik dan penuh tipu daya, seperti kisah si Kancil,” tambahnya.

Untuk itulah, Renny mengisyarakatkan perlunya orang tua zaman sekarang memilih bacaan yang baik untuk putra-putrinya, khususnya yang masih berusia dini. Cerita Rakyat, lanjut Renny, merupakan satu dari sekian banyak bacaan yang perlu menjadi pilihan bagi orang tua.

“Cerita rakyat itu imajinatif sehingga sangat baik untuk mengembangkan daya berpikir si anak, apalagi di dalamnya penuh mengandung pesan yang baik soal kejujuran, pantang menyerah, hormat kepada orang dan lain-lain yang selalu bersifat positif,” ujar Renny. 

from kompas.com

LIBERALISME MELANDA HMI?

Submitted by on Monday, 6 April 2009No Comment

liberalisme-sama-dengan-sesat“Saya tidak setuju syariah!”, teriak salah seorang peserta sambil berdiri. “Tahukah saudara-saudara, salah satu hukum syariah adalah potong tangan. Saya tidak mau dipotong tangannya”. Lalu, berdiri juga seorang peserta, “Saya juga tidak setuju”. Dan tak terduga, sesaat kemudian tindakan itu  diikuti oleh hampir seluruh peserta yang juga sambil berdiri menyatakan ketidaksetujuannya terhadap ide penerapan syariah yang disampaikan oleh Jubir HTI.

Siapa mereka? Jangan salah sangka, mereka bukanlah orang non muslim. Mereka adalah peserta training LK (Latihan Kader) II HMI beberapa waktu lalu. Ini adalah forum training lanjutan tingkat nasional yang diikuti oleh kader – kader HMI dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Kali itu diselenggarakan di kota Tasikmalaya.  Mungkin karena tahu HTI sangat gigih mengkampanyekan penegakan syariah, panitia LK II HMI mengundang Jubir HTI untuk menyampaikan materi tentang syariah.

Tapi alih-alih mendapat dukungan, yang didapat justru reaksi penolakan dari peserta  training yang notabene sedang dididik untuk menjadi kader pejuang Islam. Reaksi semacam ini tentu sangat mengejutkan. Bagaimana mungkin kader HMI menolak syariah?

++++

Bukan kali itu saja Jubir diundang untuk mengisi materi dalam training LKII HMI. Dengan materi yang kurang lebih sama, yaitu di seputar syariah dan khilafah, Jubir HTI pernah diminta beberapa kali mengisi training LK II HMI di sejumlah kota seperti Balikpapan, Jakarta, Depok, Medan, Tanjungpinang dan  Semarang.

Dari pengalaman sekian kali memberikan materi dalam forum HMI, terasa sekali pengaruh liberalisme sebagaimana terlihat dalam training di Tasikmalaya tadi. Keadaan serupa terjadi lagi dalam LK II HMI di Semarang pada 5 Maret 2009 lalu ketika Jubir HTI menyampaikan materi yang diminta oleh panitia dengan tema “Khilafah dan Demokrasi Dalam Konteks NKRI”.

Mereka umumnya menolak mentah-mentah ide khilafah. Itu dikatakan sebagai ide yang absurd, tidak jelas dan utopis. Mereka menilai, demokrasi tetaplah yang terbaik. “HTI beruntung dengan demokrasi. Semasa Soeharto, HTI tidak dapat hidup. Maka, HTI harus berterima kasih pada demokrasi”, cetus salah seorang peserta.

Ada juga peserta yang setuju syariah, tapi tetap menolak ide khilafah. “Saya setuju syariah diterapkan. Tapi tidak setuju khilafah karena banyak perbedaan, banyak madzhab yang masing-masing akan mempertahankan pendapatnya sehingga terjadi perpecahan” kata Mahrus, peserta dari Cilegon. Senada dengan Mahrus, Ahmad Faiz juga menyatakan setuju syariah, tapi khilafah tidak. Lagi pula, katanya, khilafah menurut siapa? Juga apa mungkin umat Islam hidup dalam satu pemimpin?, tanyanya ragu. Di dalam al Quran, menurutnya juga  tidak ada perintah untuk mendirikan khilafah. Dulu yang ada adalah kerajaan. Tidak ada konsep khilafah.

Soal ketakutan bahwa ide khilafah bakal menimbulkan persoalan, diungkap juga oleh Zulham, peserta dari Kendari. “Secara pribadi saya setuju. Tapi saya menilai dari internal umat bakal akan ada perlawanan. Dengan kondisi bangsa yang beragam, apa ide itu bisa diterapkan? Apa bukan akan menimbulkan benturan?” Memang, peserta melihat bahwa antara khilafah dan demokrasi tidak dapat dipertemukan. Maka, menurut Samsulhadi, peserta dari Lombok, tata kenegaraan yang ada harus didekonstruksi, karena akan benturan dengan ide syariah dan khilafah.

Mereka juga mempertanyakan kelayakan syariah untuk diterapkan di Indonesia. “Syariah apa cocok untuk Indonesia yang heterogen?” tanya Rake, peserta dari Semarang. Hal serupa diungkap oleh Ali Muhson, peserta dari Jawa Timur. Sama dengan pemikiran tokoh-tokoh Islam liberal, mereka setuju syariah tapi  hanya sebatas nilai-nilainya saja. Misalnya, nilai keadilan. Tidak perlu menggunakan label Islam.

Tapi tidak semua peserta berpikiran liberal. Masih ada yang berusaha berpikir jernih. Diantaranya Fathul Jamil, peserta dari Semarang. Dia  setuju khilafah, karena umat memerlukan kekuatan untuk bisa menghadapi Barat.

++++

Keberatan dan sanggahan, bahkan kecaman dan tantangan dari peserta terhadap ide syariah dan khilafah semacam itu bagi Jubir HTI bukanlah perkara baru. Sehingga tidak sedikitpun membuatnya kecut apalagi gentar. Itu semua  sudah sering didengar di berbagai forum, termasuk dari tokoh-tokoh Islam liberal di berbagai kesempatan. Dipercaya bahwa sebagian besar keberatan dan sanggahan serta kecaman itu timbul karena ketidakpahaman atau kesalahpahaman. Maka dengan penuh kesabaran dicoba dijelaskan satu-persatu.

Misalnya, soal penilaian tidak adanya atau belum adanya konsep khilafah. Sesungguhnya konsep khilafah bukan saja sudah ada, bahkan   juga sangat jelas. Puluhan buku telah ditulis oleh para ulama di masa lalu tentang masalah ini. Buku-buku seperti al Ahkamus Sulthaniyah karya al Mawardi atau Abu Ya’la, juga Siyasah Syar’iyyah-nya Ibnu Taimiyyah, apalagi kitab Nidzamul Hukmi fil Islam karya Syekh Taqiyyudin An-Nabhani mampu menggambarkan dengan sangat gamblang konsep khilafah. Mungkin saja ada perbedaan diantara para ulama tentang konsep detilnya, tapi konsep-konsep dasar utamanya mengenai prinsip kedaulatan (al-siyadah), kekuasaan (al-sultoh), kesatuan kepemimpinan dan hak tabanni pada khalifah, pastilah sama meski dalam buku-buku itu dibahas dalam istilah yang berbeda-beda. Karena itu, tidak perlu dikhawatirkan adanya perbedaan konsep, apalagi dikhawatirkan  bakal munculnya kekacauan atau perpecahan. Lagi pula, fakta sejarah menunjukkan, konsep khilafah itu bisa diterapkan dengan baik. Menurut para sejarawan, paling sedikit selama 700 tahun dari era kejayaan Islam disebut sebagai the golden age

Menyangkut perbedaan, sesungguhnya juga bukan hanya terjadi pada konsep khilafah. Hampir semua konsep pemikiran, termasuk konsep demokrasi yang sekarang dianggap paling bisa diterima di dunia pun, juga tidak luput dari perselisihan. Indonesia pernah mengalami bermacam-macam demokrasi. Ada demokrasi terpimpin. Ada demokrasi Pancasila. Ada juga demokrasi liberal.

Sementara soal pluralitas atau heterogenitas Indonesia, tidaklah semestinya menjadi penghalang untuk penerapan syariah, karena memang Islam dengan syariahnya  itu tidak hanya diturunkan untuk umat Islam saja. Menurut al Qur’an, nabi Muhammad diutus untuk seluruh umat manusia sehingga syariat Islam yang dibawa oleh Rasulullah juga berlaku untuk muslim maupun non muslim. Bagaimana teknisnya? Dalam kehidupan pribadi, menyangkut masalah aqidah atau keyakinan baik terkait ibadah, makanan, minuman dan pakaian tiap orang diberikan kebebasan untuk memeluk agama dan menjalankan agama masing-masing.  Sementara dalam kehidupan publik, menyangkut aspek ekonomi, politik, sosial, budaya dan pendidikan, serta hukum dan sanksi, syariat Islam berlaku secara umum, baik terhadap muslim maupun non muslim. Ketika misalnya pendidikan diselenggarakan dengan tanpa biaya, maka ini berlaku untuk muslim dan non muslim.  Ketika seorang non muslim membunuh muslim tanpa alasan yang benar, maka ia akan dihukum sebagaimana ketika muslim membunuh non muslim tanpa alasan yang benar. Demikianlah Islam mengatur masyarakat heterogen dengan syariah. Kemampuan Islam mengatur masyarakat semacam itu telah terbukti dalam sejarah. Bahkan bisa dikatakan seluruh masyarakat Islam di masa lalu adalah heterogen selalu.

++++

Tentang  hukum potong tangan, yang dipertanyakan dalam LK II HMI di Tasikmalaya, dijelaskan bahwa itu adalah bagian dari uqubat atau sanksi dalam Islam. Setiap pelanggaran terhadap ketentuan hukum syara’, yakni ketika orang melakukan yang  diharamkan dan meninggalkan yang diwajibkan akan disebut sebagai jarimah atau kejahatan. Dan setiap jarimah pasti akan dihukum atau diberi sanksi. Orang yang terbukti mencuri lebih dari seperempat dinar misalnya, akan dipotong tangannya.

Benar bahwa uqubat dalam Islam memang tampak sangat keras, dan mungkin membuat kebanyakan orang merasa sangat ngeri sehingga akan cenderung menolak. Tapi bila dipahami dengan sungguh-sungguh, nyatalah bahwa uqubat itu sesungguhnya memiliki falsafah yang  luar biasa mulia. Uqubat dalam Islam berfungsi sebagai zawajir (pencegah) dan jawabir (penebus).  Di masa nabi, ada seorang seperti al Ghamidiyah dan Maiz bin Malik yang ngotot untuk mendapatkan hukuman rajam atas kekhilafan mereka berzina.  Mengapa mereka bersikeras menuntut rajam? Mereka sadar benar, bahwa hanya dengan cara menerima hukuman sesuai dengan ketentuan syariah sajalah  mereka akan terbebas dari hukuman di akhirat yang jauh lebih keras dari hukuman di dunia.

Sementara secara empirik, hukum sekuler telah gagal mencegah terjadinya kejahatan  terbukti dari terus meningkatnya kualitas dan kuantitas kejahatan dari waktu ke waktu. Disamping itu, hukum sekuler itu tentu juga tidak akan bisa berfungsi sama sekali sebagai penebus terhadap siksa di akhirat. Karenanya, dengan hukum sekuler itu sebenarnya tidak ada satupun pihak yang diuntungkan. Masyarakat tidak diuntungkan  karena harta, jiwa dan kehormatan mereka tidak terlindungi. Pemerintah juga tidak diuntungkan karena kualitas dan kuantitas kejahatan terus meningkat sehingga menimbulkan keresahan di tengah masyarakat, sementara penjara yang ada tidak lagi mampu menampung para penjahat. Dan yang pasti, hukum sekuler tidak menguntungkan pelaku kejahatan karena hukuman itu tidak bisa menjadi penebus buat hukuman di akhirat kelak.

“Bila tidak ada yang diuntungkan, mengapa kita masih saja terus mempertahankan hukum semacam ini?”, sergah Jubir HTI di akhir penjelasannnya. Tanpa menunggu reaksi lebih lama, Jubir HTI dengan agak sedikit berdiri lantas menggebrak keras meja di depannya. Setengah berteriak ia mengatakan, “Siapa sekarang yang tetap tidak setuju syariah?” Seluruh peserta LK II HMI di Tasikmalaya diam membisu. Tidak ada satupun yang bersuara. Semua tampak diam menunduk. Tiba-tiba, ada satu peserta berdiri sambil menunjukkan jari berkata,  “Saya setuju”. Tak berapa lama, berdiri lagi satu peserta, “Saya juga setuju”. Dan segera diikuti oleh hampir seluruh peserta, “Kami setuju, kami setuju!!“. “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar….!!!” Suara takbir segera memenuhi ruangan training yang tidak terlalu besar itu. Subhanallah, mereka cepat sekali bisa berubah.  Ternyata, penolakan dan persetujuan hanya dibatasi oleh penjelasan.

Usai acara, peserta beramai-ramai minta foto bersama. Ketika acara pemberian cindera mata hendak dilakukan, peserta berebut ingin  menyerahkannya kepada Jubir HTI. Akhirnya Jubir HTI minta cindera itu diletakkan saja di atas nampan, dan peserta bersama-sama membawa nampan itu ke depan. Jubir lantas mengambil cindera mata yang diletakkan di atas nampan itu.

++++

Jadi, meski liberalisme memang sudah melanda tubuh HMI, tapi pengaruh aqidah Islam masih ada. Buktinya, dengan pemaparan yang jelas dan tegas sebagaimana diberikan dalam training LK II HMI tadi, peserta bisa berubah, dari yang semula menolak  menjadi mendukung syariah. Di sinilah pentingnya dakwah fikriyah dan dakwah siyasiyah yang dilakukan oleh Hizbut Tahrir Indonesia secara konsisten kepada semua lapisan umat. [Jubir HTI]

DIUNDU DARI http://gusuwik.info/2009/04/06/liberalisme-melanda-hmi/

Analisis Inti Es Greenland Menunjukkan Perubahan Iklim yang Drastis

Informasi yang didapat dari inti es Greenland oleh sebuah tim saintis internasioanal yang menunjukkan bahwa dua suhu bagian besar belahan bumi utara meningkat ketika mendekati akhir zaman es 11.500 tahun yang lalu berhubungan dengan pergeseran dasar sirkulasi atmosfer.

Inti es menunjukkan bahwa bagian utara belahan bumi terbentuk secara singkat dari tahun es 14.700 tahun yang lalu dengan 22 derajat Fahreheit hanya dalam waktu 50 tahun, kemudian kembali ke kondisi es sebelum tiba-tiba memanas lagi kira-kira 11.700 tahun yang lalu. Dan secara mengejutkan bukti pusat es Greenland menunjukkan adanya “pengaturan” besar-besaran pada sirkulasi atmosfer di belahan bumi utara yang berhubungan dengan lonjakan temperatur, dimana setiap pengaturan memerlukan waktu satu atau dua tahun, sebut peneliti.

Penemuan baru diharapkan dapat membantu saintis mengembangkan permodelan komputer yang telah ada untuk memprediksi perubahan iklim yang akan datang akibat meningkatnya efek rumah kaca di atmosfer yang meningkatkan suhu global.

Tim menggunakan perubahan pada tingkat debu dan isotop air stabil dalam lapisan es tahunan sepanjang 2 mil dari pusat es Greenland, yang terbentuk dari lembaran-lembaran es dari tahun 1998 sampai dengan 2004, untuk menggambarkan temoeratur masa lalu dan turunya salju. Paper mereka dipublikasikan pada 19 juni oleh Science Express, versi online sains.

Inti es – dianalisa dengan mikroskop powerful – yang diambil sebagai bagian dari proyek inti es Greenland Utara oleh Dorthe Dahl-Jensen pimpinan proyek pusat es dan iklim dari Institut Neils Bohr Universitas Copenhagen. Studi termasuk 17 co investigator dari Eropa, satu dari Jepang dan dua dari USA– Jim White dan Trevor Popp dari Universitas Colorado di Boulder.

“Kami telah menganalisa perubahan dari periode akhir glasial hingga periode pemanasan interglasial sekarang, dan perubahan iklim yang terjadi tiba-tiba, seperti ada seseorang yang menekan tombol,” kata Dahl- Jenson.

Menurut peneliti, periode peringatan keras pertama mulai dari 14.700 sampai 12.900 tahun yang lalu ketika kondisi super beku kembali sekitar 1.200 tahun sebelum permulaan kejadian hangat tajam. Dua kejadian ini menunjukkan kecepatan proses perubahan iklim alami yang belum ada sebelumnya di inti es, sebut White, direktur Institut CU-Boulder.

“Kita mulai memisahkan urutan perubahan iklim tiba-tiba ini,” sebut White, yang didanai oleh National Science Foundation’s Office of Polar Programs. “Karena perubahan iklim yang cepat akan menantang masyarakat manapun bahkan yang paling modern dan mampu beradaptasi, maka mengetahui asal mula dan evolusi perubahan iklim merupakan pertanyaan iklim yang paling mendesak untuk dijawab.”

“Kedua kejadian dramatis itu dimulai dengan menurunnya deposisi debu Greenland, yang mengindikasikan suhu tropis lebih tinggi dan banyaknya hujan di gurun Asia,” tambah White. Tim percaya pemanasan tropis kuno membuat perubahan atmosfer di khatulistiwa, intensifnya badai laut pasifik, mencairnya es laut atlantis utara dan panas atmosfer di Greenland dan belahan bumi utara.

“Kami mengusulkan beberapa kejadian yang dimulai di dekat khatulistiwa dan menyebabkan perubahan laut dan atmosfer yang menunjukkan anatomi perubahan iklim tiba-tiba,” tulis pengarang. White memiripkan kejadian ini dengan pergeseran arus panas di Amerika Utara yang menyebabkan munculnya badai di sana.

“Kita tahu itu akan terjadi tapi tidak tau kapan. Pertanyaannya adalah dapatkah kita melihat gejalanya sebelum itu terjadi?. Jika tidak kita sama seperti meluncur cepat di jalan sempit dan berharap tak ada tikungan di depan”, tambah White. “Nah dengan catatan tahunan es ini kita dapat menunjukkan suhu dan tingkat penyerapan sebelumnya, isi atmosfer kuno dan bahkan bukti waktu dan besarnya badai, kebakaran dan letusan gunung berapi”.

Sumber : ScienceDaily

<http://www.sciencedaily.com&gt;

Ditulis Oleh Administrator
Tuesday, 01 July 2008

Yang akan anda saksikan adalah sebuah “Kenyataan”, jangan bergidik atau takut !! ” Ini adalah makanan Taiwan yang paling “HOT” Di Taiwan, jenazah bayi dapat dibeli dengan harga $50 – $70 dari Rumah Sakit untuk menuhi permintaan yang tinggi “Bayi Panggang”. Saya pribadi menilai orang ini sangatlah biadab, tidak waras dan tidak punya hati nurani sesama manusia. inilah orang primitif yang tinggal dijaman modern. apakah ini tanda2 dekatnya hari akhir?? wallahu alam..

f_download3m_fc504a6

_jeppreet_0061

f_download7m_b37e5d1

f_bambin11m_f652ce4

Komentar Fhamfa

Naudzubillah mindzalik .Fenomena yang sangat menggerikan. Manusia sekarang ini benar benar telah menjadi kanibal dan tak bermoral seperti binatang

diunduh dari aancool.wordpress.com

Kalender suci bangsa Maya atau Tzolkin adalah pintu memasuki pemikiran suatu peradaban sangat maju di dunia Barat sebelum kedatangan bangsa-bangsa Eropa. Para ahli meyakini, astronomi Maya Kuno adalah pencapaian intelektual yang menakjubkan, setara dengan geometri Mesir Kuno dan filosofi Yunani.

Banyak orang percaya, kalender berusia 2.000 tahun itu lebih akurat dibandingkan kalender Gregorian yang digunakan sejak tahun 1582.

Bangsa Maya Kuno hidup pada awal milenium pertama sesudah Masehi di wilayah Mesoamerika, yang membentang dari Meksiko Utara ke Honduras, di utara Semenanjung Yucatan. Penduduknya berjumlah 5 juta sampai 14 juta orang, bermukim di kota-kota yang kini dikenal sebagai Meksiko Selatan, Guatemala, dan Belize.

Dalam The Mayan Calendar and the Transformation of Consciousness (2004), Carl Johan Calleman PhD menulis, selain kebudayaan yang tinggi di bidang seni dan arsitektur yang ditemukan di kawasan-kawasan piramida, seperti Palenque, Tikal, Copán, dan Chitchén Itzá, bangsa Maya Kuno sangat dikenal kemampuannya dalam ilmu astronomi dan matematika. Bangsa inilah yang pertama menggunakan angka nol (0).

Bangsa Maya Kuno terobsesi pada waktu. Menurut Lawrence E Joseph dalam Apocalypse 2012 (2007), mereka menciptakan sedikitnya 20 kalender, disesuaikan dengan berbagai siklus, mulai dari kehamilan hingga panen, bulan hingga Venus. Penghitungan orbitnya sangat akurat dengan selisih hanya satu hari setiap 1.000 tahun.

Reruntuhan kota-kota mereka, menurut Jared Diamond dalam Collapse: How Societies Choose to Fail or Survive (2005), baru ditemukan tahun 1839 oleh ahli hukum dari Amerika Serikat, John Stephens, bersama juru gambar asal Inggris, Frederick Catherwood. Eksplorasi itu menemukan 44 kota dan tempat.

Terobsesi siklus

Yang terpenting bagi masyarakat Maya Kuno adalah etos kosmis. Kedamaian berarti sikap harmoni dengan gerakan abadi alam semesta. Akibat terpaku pada siklus, mereka tidak menyadari perubahan di sekitar mereka.

Hal ini mungkin menjelaskan keambrukan bangsa itu. Meski ada yang meyakini mereka moksa, Jared Diamond secara metodologis menjelaskan, penyebabnya adalah hancurnya daya dukung lingkungan karena bertani dan membabat hutan secara berlebihan, serta pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi.

Pandangan itu dikonfirmasi penelitian Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) yang menemukan serbuk sari terperangkap dalam sedimen berusia 1.200 tahun—menjelang keruntuhan peradaban Maya—di sekitar wilayah Tikal. Itu pertanda deforestasi masif; pepohonan lenyap, tinggal rumput.

Penyebab lain adalah perang terus-menerus memperebutkan kekuasaan dan sumber daya alam. Kurang dari satu abad, jumlah penduduk berkurang 80-90 persen. Menurut Diamond, perhatian para pemimpin saat itu tampaknya berpusat pada masalah jangka pendek. Mereka serakah, gila kuasa, dan menindas.

Namun, keruntuhan dramatis itu tidak menihilkan kearifan bangsa Maya Kuno, khususnya tentang ramalan bencana yang belum tertandingi. Penyerbuan Spanyol atas perintah Roma tahun 1519 sudah diramalkan dengan bantuan bintang-bintang di angkasa.

Ramalan itu menyelamatkan teks-teks kuno—yang masih disimpan para tetua di pedalaman—di antara ribuan teks yang dibakar penjajah dan empat buku tentang Kalender Maya yang kemudian ditemukan di Eropa.

Sekarang Kalender Maya meramalkan kejadian di dunia pada 21/12/2012!
Sumber : KOMPAS

Masa Paling Sakral dan Berbahaya?2012

Heboh ramalan tahun 2012 sudah berlangsung lama, tetapi baru meluas sekitar 10 tahun terakhir. Penelitian tentang hal itu dilakukan banyak ahli dari berbagai bidang ilmu dan puluhan buku sudah diterbitkan.

Observasi astronomi sangat akurat selama berabad-abad para astronom genius Maya memberi pertanda, tanggal 21/12/2012 akan menjadi kelahiran zaman baru. Masa itu paling sakral sekaligus paling berbahaya dalam sejarah Bumi.

Menurut Laurence E Joseph dalam Apocalypse 2012, tanggal 21/12/2012 merupakan titik balik musim dingin tahunan ketika belahan Utara Bumi berada di titik terjauh dari Matahari sehingga siang sangat pendek.

Pada tanggal itu, tata surya dengan Matahari sebagai pusatnya, seperti diyakini bangsa Maya, akan menutupi pemandangan pusat Bimasakti dari Bumi. Para astronom Maya Kuno menganggap titik pusat ini sebagai rahim Bimasakti. Keyakinan itu didukung banyak pembuktian para astronom kontemporer bahwa di situlah tempat terciptanya bintang-bintang galaksi.

Saat ini, sejumlah lembaga penelitian ilmiah mengenai atmosfer, ruang angkasa, dan teknologi di Barat menduga ada lubang hitam tepat di pusat itu yang menyedot massa, energi, dan waktu, yang menjadi bahan baku penciptaan bintang masa depan.

Untuk pertama kalinya dalam 26.000 tahun, energi yang mengalir ke Bumi dari titik pusat Bimasakti akan sangat terganggu pada 21/12/2012, tepatnya pukul 11.11 malam. Semua itu disebabkan guncangan kecil pada rotasi Bumi.

Bangsa Maya yakin, sesingkat apa pun terputusnya pancaran dari pusat galaksi akan merusak keseimbangan mekanisme vital Bumi dan tubuh semua makhluk, termasuk manusia.

Memaknai ramalan

Ada yang menginterpretasikan 21/12/2012 sebagai ”kiamat”, tetapi banyak pula yang memaknainya secara kontemplatif.

Pakar psikologi transpersonal dari AS, Dr Beth Hedva, yang ditemui di Jakarta beberapa waktu lalu, mengibaratkan Ibu Bumi sudah sangat dekat waktunya melahirkan. Proses kelahiran tak hanya diiringi darah dan penderitaan, tetapi juga harapan dan janji.

”Selalu terjadi kontraksi,” ujar Beth Hedva. Wujudnya perang, kekejian, dan bencana akibat penghancuran lingkungan dan perusakan atmosfer Bumi—dampak kebencian dan keserakahan manusia—serta bencana yang disebabkan faktor manusia dan nonmanusia.

Dalam antologi The Mystery 2012: Predictions, Prophecies & Possibilities (2007), ahli sistem komputer untuk ruang angkasa yang menjembatani ilmu pengetahuan dan spiritualitas, Gregg Braden, menyatakan, yang terpenting bukan apa yang akan terjadi, tetapi bagaimana potensi kolektif muncul dari pemahaman holistik dan kesadaran tentang siapa diri kita di tengah Semesta Raya.

Ahli fisika biologi dan ahli kanker pada Organisasi Kesehatan Dunia, Carl Johan Calleman, peneliti Kalender Maya, mengingatkan pada transformasi kesadaran manusia.

Robert K Stiler, Direktur Program Kajian Amerika Latin Universitas Stetson di DeLand, Florida, AS, menambahkan, ”Apa pun maknanya, bangsa Maya mengajak kita merengkuh hidup berkualitas dan kesehatan planet Bumi.”

Tahun 2012 adalah tahun berjaga dengan menyadari teknologi saja tak menjamin keberlangsungan Bumi. Begitu diingatkan José Argüelles, PhD, ahli Kalender Maya dan pakar sejarah seni dan estetika dari Universitas Chicago.

”Kalau kita tidak berjaga, planet Bumi akan hancur secara alamiah karena sekarang sudah jauh dari seimbang,” ia menambahkan. ”Pikiran manusia secara massal dikontrol dan dimanipulasi pemerintah dan institusi-institusi yang menjadi faktor kunci kehidupan modern.”

Christine Page, dokter medis, ahli homeopati dan kesehatan holistik, menjelaskan, tanggapan pada zaman baru sangat tergantung pada kemampuan memahami kesalingterkaitan dan menghargai Ibu Bumi. ”Alam dan semua makhluk hidup di Bumi adalah bagian diri kita yang harus diperlakukan penuh martabat, penghargaan, dan cinta,” ujarnya.

Jadi, pilihan ada di tangan manusia: membiarkan planet Bumi hancur atau melanjutkan evolusinya. Mari kita renungkan….

DIUNDUH DARI  WWW.KOMPAS.COM

Komentar Fhamfa

Menurut Fhamfa segala sesuatu telah ditakdirkan ALLAH SWT jadi apapun ramalan  itu entah oleh suku Maya ,Jayabaya kek atau oleh Nostradamus jangan terlalu dipercaya,karena kalau terjadi hal yang paling buruk sekalipun itu adalah takdir yang telah ALLAH tetapkan dan sering kali perisriwa itu adalah akibat perbuatan buruk yang dilakun anmanusia itu sendiri


Ikan Air Tawar Terbesar Beratnya Setengah Ton
Ikan pari raksasa (giant stingray) ini diklaim sebagai ikan air tawar terbesar.

Minggu, 1 Maret 2009 | 16:43 WIB

SEEKOR ikan pari raksasa jenis stingray yang ditangkap di Thailand ini diklaim sebagai ikan air tawar terbesar. Betapa tidak, beratnya saja diperkirakan mencapai 450 kg atau hampir setengah ton.

Lebar bentangan tubuhnya sekitar 2 meter dan panjang 2,1 meter. Saat ditemukan, ekornya tidak ada. Jika termasuk ekornya, diperkirakan total panjang ikan pari itu adalah sekitar 5 meter.

Ikan tersebut ditangkap pada 28 Januari 2009 dalam sebuah ekspedisi yang dilakukan oleh National Geographic di Thailand. Penangkapan dipimpin ahli biologi dari Universitas Nevada, Zeb Hogan. Ekspedisi tersebut merupakan bagian dari proyek pencarian ikan raksasa Megafishes Project untuk mendokumentasikan 20 ikan air tawar terbesar di dunia.

Penemuan pari raksasa ini memberikan harapan baru bagi Hogan dan timnya bahkan melebihi perkiraan sebelumnya. Hal ini bisa menempatkan ikan pari raksasa di posisi teratas dari Megafishes Project.

“Sejujurnya, kami tidak mengetahui berapa berat ikan pari ini. Tapi sudah jelas, ikan pari raksasa ini berpotensi menjadi ikan air bersih yang terberat,” jelas Hogan yang juga seorang Emerging Explorer pada National Geographic.

Populasi ikan pari di Thailand dianggap sudah akan punah, meski penemuan beberapa populasi baru mulai meningkat belakangan ini. International Union for Conservation of Nature (IUCN) saat ini telah memasukkan ikan pari air tawar masuk ke dalam daftar hewan yang hampir punah.

Sebelum penemuan pari raksasa terbesar ini, Hogan sebelumnya menemukan seekor ikan pari dengan panjang 14 kaki atau sekitar 4,3 meter di dekat di Chachoengsao, dekat kota Thailand.
C5-09
Sumber : National Geographic News DAN WWW.KOMPS.COM

Ribuan Tulang Bayi Ditemukan di Klinik Aborsi

Polisi menggali saluran air di klinik aborsi milik Sriatun alias Atun di Kompleks Maisomette Blok B20, RT 02 RW 01, Johar Baru, Jakarta Pusat, Sabtu (28/2). Dari penggalian tersebut polisi menemukan ribuan tulang yang diduga berasal dari bayi-bayi yang diaborsi.

Keterangan hasil penggalian ini disampaikan Kepala Polsektro Johar Baru Kompol Theresia Mastail kepada Warta Kota, Sabtu (28/2) siang. “Dari penggalian kemarin kami menemukan ribuan tulang yang kami kumpulkan dalam ember. Jadi diduga Atun telah melakukan aborsi terhadap ribuan janin dan bayi,” ujar Theresia.

Tulang-tulang berukuran kecil itu dikirim ke Pusat Laboratorium Forensik Polri untuk diperiksa. Temuan itu tidak membuat Theresia puas. Wanita berkulit sawo matang ini berjanji untuk tetap menelusuri praktik aborsi Atun. Dari penyelidikannya diketahui bahwa selain melakukan praktik aborsi di kliniknya, Atun juga menerima panggilan aborsi.

Hal itu diketahui Theresia setelah meminta keterangan dari Atun. Kinerja mereka dipermudah dengan menyebar sejumlah calo di Jakarta sehingga saat ada warga yang ingin menggugurkan kandungan, Atun tinggal datang ke rumah si pasien. Cara ini mudah dilakukan karena Atun dan Agung hanya membawa alat penyedot janin.

Melihat kinerja Atun yang rapi, kata Theresia, tidak tertutup kemungkinan Atun memiliki cabang klinik aborsi di tempat lain. Oleh karena itu, polisi akan terus menyelidikinya agar mengetahui sejauh apa praktik aborsi Atun

“Selain memperkerjakan dr Agung, Atun juga menyiapkan sejumlah dokter yang siap dipanggil kapan pun untuk mengaborsi. Maka bisa disebut kinerja Atun dkk ini sudah merupakan sindikat aborsi yang terorganisasi,” ujar Theresia.

Demi membongkar praktik haram ini, Polsektro Johar Baru menggeledah dua rumah yang dimiliki Atun. Dua rumah itu berada beberapa puluh meter dari klinik, tepatnya terletak di Kompleks Maisomette Blok A No 10 dan Blok A No 12.

Dari kedua rumah itu, polisi menemukan peralatan medis yang digunakan Atun, seperti jarum suntik, insulin, dan tempat tidur. Selain itu, polisi juga menemukan sebuah buku daftar pasien yang telah menggugurkan janinnya. Dalam buku itu tercatat tujuh pasien. Di rumah Atun di Blok A No 12 ditemukan uang sebesar Rp 5 juta.

Theresia mengatakan, dengan ditemukannya barang-barang bukti tersebut pihaknya menduga bahwa dua rumah tadi juga digunakan untuk praktik aborsi. Oleh karena itu, pihaknya berencana menggali saluran air, septic tank, dan toilet di dua rumah tersebut. “Kemungkinan kami akan kembali melakukan penggalian pada Senin (2/3) atau Selasa. Untuk saat ini kami hanya memeriksa dua rumah ini sebagai bahan untuk mengumpulkan bukti-bukti baru,” tegas Theresia.

Sementara itu, jumlah tersangka yang semula dua orang, yaitu Atun dan dr Agung Waluyo, bertambah menjadi sembilan orang. Tujuh tersangka baru terdiri dari tiga pasien aborsi yang tertangkap saat polisi menggerebek klinik aborsi dan empat karyawan Atun yang tertangkap basah saat tengah membantu proses aborsi.

Kartu nama

Salah satu cara yang dilakukan Atun dalam mempromosikan praktik aborsi di kliniknya adalah dengan mencetak dan menyebarkan kartu nama. Menurut Theresia, kartu nama itu dibagikannya kepada para calo. “Atun mencetak kartu nama, disebar ke pasien, dan disebar ke calo di Tamansari,” katanya.

Yang mencengangkan, menurut Theresia, di rumah Atun juga disediakan penginapan bagi pasien. Fasilitasnya? Layaknya hotel bintang tiga yang dilengkapi kamera pengintai alias CCTV.

Langkah selanjutnya, kepolisian akan mengembangkan penyelidikan karena kemungkinan masih ada tempat aborsi di wilayah lain. “Kelihatannya begitu. Ada TKP lain yang jauh dari lokasi yang ada sekarang, tapi masih di wilayah Jabodetabek,” ujarnya. (GET

Puluhan Siswi dan Mahasiswi Terlibat Prostitusi

SERANG, JUMAT — Puluhan siswi dan mahasiswi aktif diduga terlibat dalam jaringan prostitusi terselubung di Provinsi Banten. Umumnya kegiatan itu tidak diketahui orangtua karena mereka melakukan perbuatan asusila itu pukul 15.00-21.00. Pelanggannya bukan hanya masyarakat umum, tetapi juga kalangan pejabat.

Dugaan keterlibatan puluhan pelajar putri dan mahasiswi dalam praktik prostitusi itu terungkap setelah polisi menangkap Yeti Nurhayati alias Mamih, salah seorang mucikari. Dalam pemeriksaan diketahui, anak asuh Mamih bukan hanya Is, Hs, dan En yang ditangkap bersamanya.

Bersama suaminya, Iwan, ibu muda itu memiliki sekitar 20 anak asuh yang berasal dari kalangan pelajar putri dari tingkat sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) hingga mahasiswi. Bahkan, sebagian besar dari mereka masih aktif bersekolah atau kuliah.

Sistem perekrutannya dari mulut ke mulut. Biasanya para pelajar terjun ke dunia prostitusi karena dikenalkan oleh temannya yang sudah lebih dahulu menjadi pekerja seks komersial (PSK). Dengan demikian, Mamih tidak perlu mendatangi sekolah atau kampus untuk mendapatkan anak asuh.

”Anak-anak yang baru biasanya diajak temannya,” kata Ipda Herlia Hartarani, Kepala Unit Pelindungan Perempuan dan Anak Satuan Reserse Kriminal Polres Serang, Jumat (27/2).

Sebagian pelajar dan mahasiswi terpaksa menjadi PSK karena terdesak kebutuhan ekonomi.

Umumnya para orangtua tidak mengetahui kegiatan yang dilakukan anak-anak mereka. Pasalnya, jam kerja PSK pelajar dan mahasiswa itu dibatasi pukul 15.00-21.00. Mereka selalu punya alasan yang sama, yaitu main dengan teman dan mengerjakan tugas sekolah di rumah teman.

Sistem pemesanan pun sudah tergolong rapi dan tertutup. Untuk bisa berkencan, seorang pelanggan harus memesan melalui telepon kepada Mamih. Setelah itu, Mamih mengantarkan anak asuh kepada pelanggan ke tempat yang sudah dijanjikan.

Meski demikian, tidak semua pelanggan akan dengan mudah mendapatkan pesanannya. Sebab, sebagian besar PSK baru bersedia menemani pelanggan apabila sudah kehabisan uang sehingga tidak setiap hari mereka siap menerima tawaran kerja.

Seperti diberitakan sebelumnya, tarif yang dikenakan para pelajar dan mahasiswa itu Rp 500.000-Rp 1 juta untuk satu kali kencan. Bahkan, apabila pelayanan memuaskan, para PSK itu biasa mendapatkan uang lebih. ”Dari pengakuan mereka, salah satu pelanggannya adalah anggota Dewan. Tetapi kami tidak tahu Dewan yang mana,” tutur Herlia.

Para PSK itu pun tak sembarangan memilih calon pelanggan. Mamih Yeti membatasi pelanggan hanya berasal dari Serang, Pandeglang, Cilegon, dan Lebak. Dia tidak menerima tawaran pesanan dari orang luar Banten.

Tempat kencan yang dipilih juga tidak sembarangan. Dari hasil pemeriksaan diketahui, mereka biasa berkencan di sebuah hotel di Jakarta dan dua hotel di kawasan Cilegon.

Sementara itu, kemarin, tiga pelajar yang ditangkap bersama Mamih Yeti dikembalikan kepada keluarga masing-masing. Penyerahan itu dilakukan karena polisi menilai orangtua mereka bersedia membina anak-anak mereka. ”Namun, kami tetap mengawasi tiga pelajar putri itu,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Serang Ajun Komisaris Sofwan Hermanto. (NTA)

Penggerebekan klinik Dr Abdullah oleh kepolisian pekan lalu mengagetkan banyak pihak. Betapa tidak, klinik yang telah beroperasi selama 10 tahun itu diperkirakan mengaborsi sekitar 1.000 janin setiap tahunnya. Bisa dihitung, berapa puluh ribu janin yang telah dirampas kesempatan hidupnya.

Klinik Dr Abdullah menjadi salah satu tempat yang dianjurkan para calo untuk melakukan aborsi.

Beberapa bulan lalu Kompas.com sempat melakukan penelusuran bagaimana kerja jaringan praktik aborsi. Penelusuran dimulai dari kawasan Raden Saleh, Cikini, Jakarta Pusat. Berdasarkan informasi, kawasan ini kerap menjadi lokasi transaksi, di mana para calo biasa mangkal.

Tujuan pertama adalah salah satu klinik di kawasan itu. Klinik kandungan itu memang cukup terkenal. Sampai di parkiran, semua masih berjalan biasa. Untuk memancing para calo, berbagai cara agar didatangi dilakukan, salah satunya dengan berpura-pura berdiam diri di motor dan sibuk menelepon. Cara ini lumayan berhasil. Tak lama, berseliweranlah beberapa orang sambil mengeluarkan tanya dan kata-kata penawaran.

“Mau ngapain, Mbak?” tanya seorang pria berusia sekitar 30 tahun. Tanya itu dikeluarkannya sambil lalu. Kemudian, dia berbalik lagi dan berkata, “Mau njatohin (menjatuhkan) ya?”

Kompas.com mencoba mencari tahu apa yang dimaksudnya dengan “menjatuhkan”. “Maksudnya apa Pak?” Dia kemudian berlalu dan hanya tersenyum. “Ya, kalau mau masuk dulu silakan saja,” katanya lagi.

Kompas.com kemudian masuk ke klinik untuk tahu bagaimana jika akan melakukan pengguguran kandungan. Apakah bisa dilayani di tempat tersebut. Ternyata, ada beberapa persyaratan administrasi yang harus dipenuhi, di antaranya surat keterangan mengapa aborsi dilakukan dan surat persetujuan orangtua.

Dalam ilmu kedokteran, aborsi dibenarkan dengan alasan tertentu, di antaranya menyelamatkan sang ibu dari risiko yang lebih buruk jika kehamilan diteruskan.

Setelah berkonsultasi dengan petugas di klinik tersebut, Kompas.com kembali ke parkiran. Tujuan utama sebenarnya ingin mengetahui bahwa di klinik tersebut banyak berkeliaran para calo. Benar saja, tak lama keluar dari klinik, seorang pria berbeda kembali mendatangi. Pertanyaannya hampir sama, “Njatohin ya? Kalo di dalam (klinik) memang ribet. Mau yang gampang? Dokternya sama kok,” ujar pria itu, sebut saja namanya Uun (nama samaran).

“Iya Pak. Dokternya sama? Maksudnya?” tanya Kompas.com. “Ya dokter kandungan juga, praktik di klinik juga, di praktik pribadinya juga. Nanti saya kasih tahu,” jawab pria berkulit hitam itu.

Dia kemudian menarik Kompas.com dari parkiran dan mengajak berbicara di salah satu pojok klinik itu.(TULISAN BERSAMBUNG)

DIUNDUH DARI WWW.KOMPAS.COM

Dahsyat beneer AJI GILE naudzubillahi mindzalik.Seandainya saja kalau fhamfa belum pernah baca buku JAKARTA UNDERCOVER  Moammar Emka Mungkin Fhamfa kaget sama perilaku dan moralitas pemudi Indonesia ini.Gmane gak  Kaget EUI ribuan tulang bayi aborsi dan puluhan siswi terlibat prostitusi .Padahal mayoritas penduduk negeri ini adalah orang islam tetapin perilkaunya lebih parah dari syaiton.

Membelah bulan menjadi dua bagian adalah salah satu dari sekian banyak mukjizat NABI MUHAMMAD SAW yang diceritakan dalam salah satu hadits nabi.Hal ini pernah saya baca dalam sebuah buku tentang mukjizat NABI MUHAMMAD SAW,tapi saya masih ingin mencari referensi yang menunjukkan bukti menurut sains ilmiah bahwa nulan memang pernah terbelah,dan akhirnya saya menemukan didalam tanya -jawab di situs http://www.ustsarwat.com.berikut  selengkapnya

Bulan Terbelah Assalamualaikum Wr. Wb Pak ustadz saya mau tanya, apakah benar bulan pernah terbelah pada zaman Rasulullah? Dan apakah benar ada cerita tentang Rasulullah yang membelah bulan? Karena saya pernah membaca tulisan tentang adanya tanda-tanda dibulan yang menunujukkan kalo bulan pernah terbelah dan menyatu kembali. Hal ini diuraikan oleh ilmuwan Amerika. Saya pernah mencoba mencari dalam Al-Quran tentang hal itu. Namun disebutkan bahwa bulan akan terbelah pada hari kiamat. Sebenarnya bagaimana keadaan yang sesungguhnya? Mohon penjelasaanya. Terima kasih jawaban Assalamu ”alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Bulan memang pernah terbelah di zaman Rasulullah SAW. Dan terbelahnya bulan merupakan salah satu bagian dari sekian banyak mukjizat beliau. Allah SWT telah menegaskan hal ini di dalam Al-Quran Al-Kariem pada saat berfirman: Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan (QS. Al-Qamar: 1) Mukjizat terbelahnya bulan akan lebih terasa maknanya bila memang seseorang hidup di zaman Rasulullah SAW dan melihat langsung kejadiannya. Sebab pada dasarnya fungsi sebuah mukjizat memang untuk melemahkan argumentasi orang kafir kepada risalah yang dibawa oleh seorang nabi. Dengan mukjizat itu diharapkan tidak akan ada lagi argumentasi yang bisa dikemukakan untuk tidak mau beriman. Kalau seseorang melihat langsung bagaimana bulan di saat itu terbelah sebagai mukjizat seorang nabi, maka secara nalar tidak ada lagi alasan untuk tidak beriman kepada kenabian Muhammad SAW. Tetapi untuk mereka yang tidak langsung menyaksikan mukjizat ghaib itu, misalnya untuk umat yang datang kemudian dan hanya mendengar cerita dari mulut ke mulut, terkadang memang kurang efektif jadinya. Sebab akan ada saja orang yang tidak mau percaya atas kejadian yang di luas kebiasaan itu. Akan ada sekian banyak alasan untuk tidak percaya adanya kejadian ghaib itu. Apalagi untuk percaya kepada kenabian Muhammad. Lalu Apa Fungsi Mukjizat Kalau Begitu? Fungsi mukjizat bagi kita umat Islam yang juga tidak menyaksikan langsung peristiwa ghaib itu, lebih merupakan ujian atas keimanan kita. Intinya, apakah kita masih mau beriman kepada kitab suci dan hadits nabi yang menceritakan berbagai mukjizat itu atau tidak? Kalau kita percaya keberadaan mukjizat itu, maka iman kita selamat. Tetapi kalau yang terjadi sebaliknya, maka jelaslah ada yang kurang beres dalam sistem aqidah kita, terutama tentang konsep iman kepada Quran dan Sunnah. Lihatlah bagaimana Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ”anhumembenarkan mu”jizat Ira” Mi”raj di saat orang-orang kafir menolak mentah-mentah kabar dari Nabi bahwa beliau baru saja menempuh jarak yang jauh. Itulah ujian keimanan buat Abu Bakar, beliau selalu membenarkan apa pun yang dikatakan oleh Nabi. Sebagai muslim, salah satu syarat utama yang harus kita miliki adalah beriman kepada kitab suci Al-Quran. Dan urusan bulan terbelah, Al-Quran sejak 1400-n tahun yang lalu sudah bicara. Kalau hari ini ada pihak-pihak yang tidak mau percaya, tentu tidak mengapa. Kita tidak usah sakit hati. Biarkan saja mereka tidak mau percaya mu”jizat. Toh, sejak zaman dahulu memang sudah banyak orang yang tidak percaya. Lihatlah Abu Jahal, Abu Lahab dan para gembong kafr Quraisy lainnya, bukankah mereka sejak awal tidak pernah mau percaya keberadaan mukjizat nabi? Padahal mereka melihat langsung. Jadi kalau hari ini ada orang yang meniru jejak langkah mereka, tentu bukan hal yang aneh lagi. Namun buat kita yang masih punya iman, urusan mu”jizat itu tidak akan kita permasalahkan. Apalagi Al-Quran sudah menyebutkannya. ..Apa sih susahnya sekedar mempercayai Al-Quran? Lalu apa gunanya ingkar kepada mukjizat dengan alasan tidak sesuai dengan iptek? Apakah iptek itu punya level kebenaran mutlak? Tentu tidak. Lihat Mukjizat Tapi Kufur Jalan Terus Terkadang yang namanya orang kafir, memang mau diapain juga tetap saja kafir. Seringkali meski sudah melihat langsung mukjizat seorang nabi, mereka tetap saja tidak mau percaya atas kenabiannya. Misalnya saja mukjizat Isra” Mi”raj yang luar biasa itu, Seharusnya penduduk Makkah tambah beriman. Tapi alih-alih tambah beriman, para gembong kafir Quraisy malah tambah kufur. Kecuali dalam beberapa kasus, seperti masuk Islamnya para penyihir Fir”aun setelah melihat mukjizat Allah yang diberikan kepada Nabi Musa. Lalu tukang-tukang sihir itu tersungkur dengan bersujud, seraya berkata: “Kami telah percaya kepada Tuhan Harun dan Musa”.(QS. Thaha: 70) Beruntunglah para penyihir Fir”aun, meski awalnya mereka kafir dan jadi cecunguk Fir”aun, namun mendapat kesempatan untuk melihat langsung mukjizat yang bersifat ghaib itu. Dan keberuntungan mereka menjadi berlipat manakala mereka mengaku kalah dan tunduk serta patuh diteruskan dengan beriman kepada Musa. Kenapa kami katakan beruntung? Karena kalau kita hitung-hitung, jarang-jarang ada orang kafir yang melihat mukjizat lalu mau beriman. Dan kalau hari ini ada orang yang mengaku sebagai umat Muhammad, tapi mengingkari kemukjizatan beliau, perlu kita kasihani. Sebab nasib mereka tidak seberuntung para penyihir Fir”aun. Wallahu a”lam bishshawab, wassalamu ”alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Ahmad Sarwat, Lc

Laman

Mei 2024
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  

Blog Stats

  • 17.773 hits

Klik tertinggi

  • Tidak ada

RSS olahraga

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.